AGUSTIYA ADI CHANDRA.

Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman.

KAHLIL GIBRAN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana.... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana.... seperti isyarat yang tak sempat dikirim awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

BRUCE LEE

Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah, jadilah bambu yang mampu bertahan melengkung melawan terpaan angin.

Ir. SOEKARNO

Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca benggala dari pada masa yang akan datang.

RIWAYAT ALI BIN ABI THALIB

Jauhilah kebiasaan mengunjing karena menyebabkan tiga bencana. Pertama, doa takterkabul. Kedua, amal kebaikan tak diterima. Ketiga, dosa bertambah.

Kamis, 24 Januari 2013

PEMBAGIAN WILAYAH KOTA PRABUMULIH


 

Awalnya Kota Prabumulih terdiri dari empat kecamatan yang memisahkan diri dari Kabupaten Muara Enim, yaitu Cambai, Rambang Kapak Tengah, Prabumulih Timur dan Prabumulih Barat. Kemudian setelah terbentuk kota, Kec. Prabumulih Timur dimekarkan menjadi Kec. Prabumulih Timur dan Kec. Prabumulih Utara. Dan Kec. Prabumulih Barat dimekarkan menjadi Kec. Prabumulih Barat dan Kec. Prabumulih Selatan. Berikut kami tampilkan daftar Kelurahan dan Desa di setiap kecamatan.

1.      Kecamatan Prabumulih Barat meliputi :

a.      Desa Payu Putat
b.      Desa Tanjung Telang
c.       Kel. Muntang Tapus
d.      Kel. Gunung Kemala
e.      Kel. Patih Galung
f.        Kel. Prabumulih

2.      Kecamatan Prabumulih Timur meliputi :

a.      Kel. Gunung Ibul
b.      Kel. Gunung Ibul Barat
c.       Kel. Karang Jaya
d.      Kel. Karang Raja
e.      Kel. Muara Dua
f.        Kel. Prabujaya
g.      Kel. Sukajadi
h.      Kel. Tugu Kecil

3.      Kecamatan Cambai meliputi :

a.      Kel. Sindur
b.      Kel. Sungai Medang
c.       Kel. Cambai
d.      Desa Muara Sungai
e.      Desa Pangkul

4.      Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT) meliputi :

a.      Desa Jungai
b.      Desa Karang Bindu
c.       Desa Karang Mulya
d.      Desa Karangan
e.      Desa Kembang Tanduk
f.        Desa Rambang Senuling
g.      Desa Sinar Rambang
h.      Desa Talang Batu
i.        Kel. Tanjung Rambang

5.      Kecamatan Prabumulih Utara meliputi :

a.      Kel. Anak Petai
b.      Kel. Mangga Besar
c.       Kel. Pasar Prabumulih
d.      Kel. Pasar Prabumulih II
e.      Kel. Wonosari

6.      Kecamatan Prabumulih Selatan meliputi :

a.      Desa Tanjung Menang
b.      Kel. Majasari
c.       Kel. Sukaraja
d.      Kel. Tanjung Raman

   

Disadur dari berbagai sumber........


Sejarah Kota Prabumulih


Prabumulih (salah satu kota yang ada di propinsi Sumatera Selatan, Indonesia) merupakan kota kelahiran penulis. Untuk itu, sebagai bentuk kepedulian penulis pada kota kelahiran ini, maka pada blog ini dibuat secara khusus laman untuk postingan tentang Kota Prabumulih.
Dan pada postingan kali ini, penulis akan menceritakan sedikit tentang asal usul kota Prabumulih, semoga bermanfaat......

I.          Sejarah Singkat

Prabumulih berasal dari kata Mehabung Uleh yang berarti tanah yang meninggi. Dari berbagai sumber yang penulis dapatkan bahwa sekitar ±400 (ada yang menulis 250) tahun yang lalu, ada sebuah dusun (Lubuk Berenai) yang terletak di pinggir Sungai Kelekar yang dipimpin oleh Riye (kerio) Budin Susukan. Pada suatu hari Riye Budin mengutus empat bersaudara yaitu Minggun, Dayan, Risek dan Jamih untuk berjalan ke arah barat dusun Lubuk Berenai menuju hutan belantara mencari tanah yang nantinya akan dijadikan negeri dengan cara tenung, tanah yang akan dijadikan negeri ialah tanah yang tidak subur dan banyak binatang buasnya.
Kemudian sampailah mereka ditempat yang bernama Bulu Mike, tanah yang meninggi, keempat bersaudara tersebut melakukan sedekah rimbe. Tanah digali di dekat Bulu Mike dan dimasukkan ke dalam kulak kayu tempat bertenung. Lalu tempat tersebut di kikis rata dengan permukaan setelah itu Dayan melakukan persedekahan kepada Tuhan agar diberi petunjuk agar tanah tersebut bisa digunakan sebagai negeri baru.Setelah selesai dimantrakan, kulak kayu tersebut ditutup dan persembahan tersebut dimasukkan ke dalam lubang tanah. Setelah beberapa hari tanah tersebut mehabung (meninggi). Setelah melihat keadaan tersebut lalu keempat bersaudara itu berkata,”Mehabung, ule kite tanahnye mehabung”.
Maka setelah disepakati bersama, tempat tanah yang digali empat bersaudara dibuat rumah dengan membelakangi 4 pematang yang dapat juga disebut 4 kampung pematang,Bungin,Anggun Dilaman,Kumpai Ulu dan Karang Lintang,kemudian nama Mehabung Ule diganti dengan Pehabung Ule atas keputusan bersama. Pada zaman Belanda Pehabung Ule diganti menjadi Peraboeng Ngoele dan pada zaman Jepang menjadi Peraboe Moelih, kemudian berubah kembali dengan ejaan yang disempurnakan Pemerintah menjadi Prabumulih. Kata Prabumulih pun sampai sekarang masih digunakan.

II.        Profil Kota Prabumulih

Kota Prabumulih dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih dan diresmikan menjadi Pemerintah Kota pada tanggal 17 Oktober 2001
Posisi                      :    3°20’09,1”- 3°34’24,7” LS dan 104°07’50,4”-104° 19’41,6” BT
Luas Wilayah         :    43,450 HA
ketinggian              :    ± 34 meter dml
curah hujan            :    1.850 mm/tahun
luas wilayah           :    43.450 Ha.
Jarak                     :   Prabumulih – Palembang  : 97 Km
                                 Prabumulih – Muara Enim : 87 Km

III.      Batas Wilayah Kota Prabumulih

-     Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim.
-     Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lembak dan Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim.
-     Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lembak dan Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim.
-     Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rambang Dangku, Kabupaten Muara Enim.


Di sadur dari berbagai sumber dengan perubahan yang disesuaikan....

Minggu, 13 Januari 2013

Tuturan kata dalam pemberian gelar komering

Bagi setiap masyarakat suku Komering, gelar (bukan gelar akademik, melainkan panggilan/nama lain) disematkan ketika orang tersebut telah menikah. Dengan kata lain, dengan adanya gelar tersebut menandakan bahwa status orang tersebut bukanlah lajang. Pemberian gelar tersebut biasanya diadakan pada saat resepsi pernikahan orang tersebut, dan dilakukan dengan suatu upacara khusus. 
Upacara pemberian gelar tersebut, diumumkan oleh para sesepuh adat dengan menggunakan bahasa Komering dan bahasa Indonesia serta diselingi dengan iringan Gong pada setiap baitnya.
Pada postingan berikut ini, penulis akan memberikan bait–bait kata yang diucapkan dalam tata cara pemberian gelar untuk masyarakat Suku Komering. Semoga bermanfaat.......



TUTURAN KATA
DALAM PEMBERIAN / PERESMIAN GELAR
DALAM BAHASA KOMERING
DAN TERJEMAHANNYA

GUNG … GUNG … GUNG … GUNG … GUNG  2X
BAHASA KOMERING
:
KALIMAN DI GUSTI POH NGUN RUMPOK – RUMPOK, PUN JAK HALUAN TI KA KUDAN, JAK RAWANG TIPA ROMPU, SIKAN DUA HAGA NUMPANG BU BANGGA PUN.
BAHASA INDONESIA
:
MOHON MAAF KEPADA HADIRIN SEKALIAN, BAIK YANG DIDEPAN HINGGA YANG DI BELAKANG, DARI PINTU HINGGA RUANGAN YANG PALING DALAM, KAMI MOHON IZIN UNTUK BERBICARA.
GUNG … GUNG … GUNG … GUNG … GUNG  2X
BAHASA KOMERING
:
KALIMAN DI GUSTI POH NGUN SAI TUHA – TUHA RAYAHNA DI SAI LAMON, SAI HORTINA SIKAN DUA JA KAKORAH RIK KAKAYON JAK SAI ANGKA JONGANAN SA PUN.
BAHASA INDONESIA
:
MOHON MAAF TERUTAMA DITUJUKAN KEPADA PARA PEJABAT, PARA SESEPUH KELUARGA, SELANJUTNYA KEPADA PARA HADIRIN SEKALIAN DIMANA KAMI TELAH DIBERI AMANAT DAN DIMINTA OLEH AHLI RUMAH YANG PUNYA HAJAT.
GUNG … GUNG … GUNG … GUNG … GUNG  2X
BAHASA KOMERING
:
KAMAHAPAN PUN, SAI HORTINA SIKAN DUA KAKORAH RIK KAKAYON LAJUNA KAPARINTAH, HAGA NORANGKO GOLAR DU TIAN TAMONG SAI AMPAI TI BOTIK KO SA PUN
YADA                 : …………………………. (NAMA SUAMI)
RIK                     …………………………. (NAMA ISTRI)
BAHASA INDONESIA
:
MOHON MAAF YANG MAKSUDNYA, KAMI TELAH DIBERI AMANAT DAN KEPERCAYAAN SERTA DIPERINTAHKAN UNTUK MENGUMUMKAN GELAR CUCUNDA YANG BARU DI NIKAHKAN
YAITU                : …………………………. (NAMA SUAMI)
DENGAN           : …………………………. (NAMA ISTRI)
GUNG … GUNG … GUNG … GUNG … GUNG  2X
BAHASA KOMERING
:
KATIONG NA PUN BOTIK SAI TUHA TUNGGUK DI SAI NGURA BAI BAKAS AMA KAMAMAN, LOBU KALAMA, TOMBAI TAMBAKAS, AHLI JAK KA RUA BOLAH PIHAK, KOK MUFAKAT HORTINA TIAN SAI AMPAI DI BOTIK KO SA, TI JUK GOLAR
GUAI DU    : (NAMA SUAMI)             GOLAR NA   : (GELAR SUAMI)
GUAI DU    : (NAMA ISTRI)                 GOLAR NA   : (GELAR ISTRI)
BAHASA INDONESIA
:
MOHON DISIMAK, BAIK YANG TUA HINGGA YANG MUDA, WANITA DAN PRIA, SELANJUTNYA PARA HADIRIN SEKALIAN YANG MAKSUDNYA, SUDAH MENJADI MUFAKAT DARI ORANG – ORANG TUA, BIBI, PAMAN, WAK, NENEK, KAKEK DARI KEDUA BELAH PIHAK, YANG MAKSUDNYA KEMENAKAN, CUCU YANG BARU DINIKAHKAN DI BERI GELAR :
UNTUK       : (NAMA SUAMI)             GELAR NYA  : (GELAR SUAMI)
UNTUK       : (NAMA ISTRI)                 GELAR NYA  : (GELAR ISTRI)
GUNG … GUNG … GUNG … GUNG … GUNG  2X
BAHASA KOMERING
:
ANA JONGAN GUSTI POH NGUN RUMPOK – RUMPOK PUN PADAI PUN, HAGA KA INJAK NA PUN GOLAR SINA, DANG MAK JADI TUAH DI TIAN, JADI CAHAYA BARITA DU SIKAM BU IWARI SA PUN.
BAHASA INDONESIA
:
DEMIKIAN UNTUK DIKETAHUI PARA SESEPUH DAN HADIRIN SEKALIAN, MOHON DI ANGKAT GELAR TERSEBUT, SEMOGA MENJADI TUAH MEREKA BERDUA, DAN JADI CAHAYA BERITA KAMI SEKELUARGA.
GUNG … GUNG … GUNG … GUNG … GUNG  2X
BAHASA KOMERING
:
RADU PAI ANTAK SIJA, WARAH – WARAH SIKAN DUA PUN, KANTU WAT SAI TIPA SINGGUL WAKTU CAKAK, TIPA ILIK WAKTU ROGOH, SIKAN DUA NGANGKAT PUNGU, NYUSUN RANGA – RANGA PULUH, KAHAMPURAAN DI GUSTI POH NGUN RUMPOK – RUMPOK PUN.
BAHASA INDONESIA
:
KAMI AKHIRI HINGGA DISINI, KIRANYA ADA YANG TERSENTUH WAKTU KAMI NAIK, DAN TERINJAK WAKTU KAMI TURUN, KAMI MENGANGKAT TANGAN MENYUSUN SEPULUH JEMARI MEMOHON MAAF KEPADA PARA PEJABAT, BEGITU PULA KEPADA PARA SESEPUH DAN HADIRIN SEKALIAN.
GUNG … GUNG … GUNG … GUNG … GUNG  2X
PRABUMULIH, 15 MEI 2011
YANG MENGUMUMKAN :
1.        Bpk. …………….         Gelar    ……………
    2.        Bpk. …………   Gelar ………………………..
   3.        Bpk. ……………..   Gelar    …………………


 Sumber : Arsip IWARI RASUAN PRABUMULIH